Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Timur Bersemi: Goresan yang Bercerita, Mahasiswa Rantau Suarakan Identitas Lewat Seni di Tugu Kris Jambi

Senin, 14 Juli 2025 | 09:46 WIB Last Updated 2025-07-14T02:46:59Z
Timur Bersemi: Goresan yang Bercerita, Mahasiswa Rantau Suarakan Identitas Lewat Seni di Tugu Kris Jambi

JAMBI
— Sabtu malam biasanya menjadi ajang hiburan bagi anak-anak muda. Namun, ada yang berbeda di Tugu Kris, Kota Jambi, malam minggu kemarin. Sekelompok mahasiswa dari Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Sulawesi Selatan (IKAMI SULSEL) Cabang Jambi menggelar aksi galang dana dan pentas seni bertajuk "Timur Bersemi: Goresan yang Bercerita".

Aksi tersebut bukan sekadar kegiatan penggalangan dana biasa. Mahasiswa rantau ini menampilkan berbagai pertunjukan seni, mulai dari musik akustik Papua, puisi perlawanan NTT, hingga tarian adat Sulawesi Selatan. Semua dipersembahkan sebagai bentuk ekspresi, pesan sosial, dan ajakan untuk mengenali kembali identitas Timur Indonesia yang selama ini kerap terpinggirkan.

Kegiatan ini dipelopori oleh mahasiswa dari tiga daerah Timur Indonesia, yakni Papua, NTT, dan IKAMI Sulsel Cabang Jambi. Ketua Umum IKAMI Sulsel Cabang Jambi, Ilham, dalam sambutannya menyampaikan bahwa aksi ini bukan soal mencari belas kasihan, melainkan tentang keberanian bercerita dengan cara yang paling manusiawi: melalui seni dan solidaritas.

"Kita tidak sedang mengemis belas kasihan, kita sedang menyusun langkah dengan cara kita sendiri. Seni, budaya, dan solidaritas adalah cara paling manusiawi untuk menjangkau hati," ujar Ilham di hadapan pengunjung.

Acara ini digelar pada Sabtu malam, di kawasan Tugu Kris, Kota Jambi. Sebuah ruang publik yang biasa menjadi tempat berkumpul warga, malam itu disulap menjadi panggung seni dan suara perlawanan mahasiswa rantau.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menyukseskan program bersama yang akan digelar Oktober mendatang. Selain itu, mahasiswa dari Timur ingin menyuarakan bahwa mereka hadir bukan hanya untuk belajar, tapi juga menjaga identitas budaya, membangun solidaritas, dan menyampaikan keresahan lewat seni.

Arjuna, Sekretaris Bidang Pengkajian dan Kebijakan Organisasi IKAMI Sulsel yang memantau dari jauh, menyatakan bahwa ini lebih dari sekadar soal dana.

"Ini tentang menyalakan semangat. Tentang bagaimana mahasiswa di tanah rantau bisa saling menggenggam, saling membesarkan, dan tetap menjadi lilin di tengah gelapnya zaman," ucapnya.

Malam itu, pengunjung Tugu Kris disuguhi penampilan seni yang sarat makna. Musik dari Timur mengalun, puisi menggetarkan hati, dan tarian adat membawa pesan perlawanan terhadap stigma dan apatisme yang kerap melekat pada mahasiswa rantau.

Mengutip W.S. Rendra,

"Kesunyian adalah suara yang tak terpadamkan."

Malam itu, kesunyian dari Timur diubah menjadi suara yang menggema.

Lebih dari sekadar penggalangan dana, aksi ini menjadi simbol keberanian dan solidaritas mahasiswa Timur di perantauan. Mereka menciptakan ruang sendiri, membangun panggung dari jalanan, dan membuktikan bahwa perubahan lahir dari keberanian. Bahwa dari Timur, semangat itu terus bersemi, tak pernah padam.(*)
×
Berita Terbaru Update